Pages

Rabu, 04 Desember 2013

Tentang Sahabat

Dalam suatu percakapan dengan mereka-mereka yang menggeluti dunia hati, ada beberapa bagian dari percakapan itu yang menjadi pelajaran buat kami.
Kira-kira percakapannya begini.
A : Die,  Apakah benar, jika menjadi diri sendiri tu lebih baik .?
B : Bentar ya, aku searching di google ya
A : Lama-nya, !
B : Sorry, waktu  searching, aku tersesat A###, tapi udah aku temukan. Jawabannya. Fleksibel
A : Kenapa fleksibel ?
B : Aku tanya balik,seandainya dirimu sudah tidak baik lagi, apakah kmu tetap akan menjadi dirimu sendiri?
A : Tentu saja aku ingin jadi orang baik Die, menjadi orang baik karena ketulusan bukan karena paksaan.
B : Berarti dirimu sudah beralih dari dirimu yang tadi tidak baik itu... tinggal kau paksa hatimu untuk tulus melakukan hal itu...
A : Paksa Hati..?  terus kalo hati jadi mau karena paksaan, dong sama aja  karena terpaksa tu jadinya..!
B : iya, awalnya kamu akan berpikir semua terpaksa, lama-lama juga gak... hanya saja kita tidak sanggup  menghadapi moment-moment perubahan itu, sehingga kita kembali ke diri kita yang dulu..
A : Memaksa hati untuk menjadi tulus TUGAS berat tu kayaknya..
B : Kalau kamu berhasil menyelesaikan  tugas itu, kamu bisa NAIK KELAS, JIKA TIDAK, kamu  tetap   akan BERADA di kelas itu, Hayoo.. mau naik kelas gak..?
A : hehe,, ya donk aku kan mau terima ijazah. aku mau lulus.
B : Gitu donk, anak SD aja mau naik kelas,  masa Ibu gurunya gak..!
Beginilah cara kami memberikan gambaran terhadap sesuatu permasalahan, tidak dengan "Menceramahi ataupun Menggurui mereka".

# Untuk sahabat yang menanyakkan ini, semoga menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi. 

Jumat, 08 November 2013

Mengetiklah dengan 10 jarimu.

       Gue rasa mengetik adalah salah satu kegiatan yang paling sering kita lakukan selama kuliah, bahkan mungkin setelah kuliah. Mengetik seperti mengalir saja, kita mengandalkan Jurus 11 jari kita ... Ciiiiiaaat,... tanpa kita berpikir untuk melatih teknik mengetik 10 jari, kan bisa lebih hemat 1 jari. ya gak...?? hehe maksud gue dengan mengetik 10 jari akan lebih cepat selesai dan  hemat waktu. 

        Sekarang mungkin sudah jarang yang mengetik dengan menggunakan Mesin Tik, dulu, waktu SMP, gue sering banget menggunakan itu untuk mengetik berita yang ditulis ayah, nah dari situ mungkin yang membuat gue senang mengetik. Saking hobby-nya mengetik, teman gue meminjamkan papan keyboardnya (*itupun keyboard rusak), dan diberikan sebuah buku teknik mengetik 10 jari. Dari situ awalnya gue belajar tentang fungsi dari setiap jari-jari kita. sayang  banget kan kalau kalian hanya memakai 2 telunjuk kalian, apa kalian tidak kasihan...?  

     Mungkin begini nih tekniknya, maaf ya, bukan menggurui... Letakan  semua jari kalian di atas keyboard,  Jari telunjuk kiri pada tombol "F" dan Telunjuk kanan pada tombol "J", disitulah sebenarnya posisi awal kalau kita mau mengetik. makanya pada kedua tombol itu terasa ada benjolan sedikit, saya pikir itulah maksudnya kedua benjolan itu ada. hehe. Agar lebih jelas posisi jari kita saat mengetik, gue cari salah satu contohnya nih di om google . 

Ini nih Fungsi setiap jari tangan kita.
Pada tangan kiri.
Jari kelingking Untuk memencet tombol Q, A, Z, 1 , TAB, CAPSLOCK, SHIFT dan CTRL
Jari manis Untuk memencet tombol W, S, X, 2, 3
Jari Tengah untuk memencet tombol C, D, E, 4
Jari Telunjuk Untuk memencet tombol E, F, V, T, G, B, 5, 6
Ibu jari kiri  Tombol spasi dan ALT
Pada tangan kanan
Ibu Jari kanan sama dengan ibu jari kiri digunakan secara bergantian
Jari telunjuk kanan Untuk tombol Y, H, N, U, J, M, 7, 8
Jari tengah kanan Untuk tombol L, K dan koma+petik
Jari manis kanan untuk tombol O, L, titik +>  dan 9
Jari kelingking untuk tombol P, Titik koma, slash, 0 dan tombol lainnya yang berada dikanannya.

        Awalnya memang lebih lambat dari kalian mengetik 11 jari, tapi jika kalian sabar dan serius melatihnya, lambat laun akan lebih cepat dan bahkan nanti jika sudah mahir, kalian tidak perlu melihat lagi, bahkan akan jauh lebih mengasyikkan.  Kalian tidak lagi menghabiskan waktu seharian hanya untuk mengetik saja, tapi bisa memanfaatkan waktu untuk melakukan kegiatan yang lain. 

        Setiap orang mungkin punya cara sendiri dalam melatih teknik mengetik, kalau cara gue, selain mengetik teks-teks yang ada di buku ,juga mengetik lagu-lagu yang sudah dihafal di luar kepala. lagu tersebut di ketik berulang-ulang, jadi jari tangan akan terbiasa bekerja sesuai tugas yang diperintahkan oleh otak kita. Masalah berapa lama agar dapat menguasai teknik mengetik 10 jari, jawabannya hanya satu  "man jadda wajada ".  Cobalah.

Rabu, 06 November 2013

Mengunjungi masa lalu.

      
       Novel Negeri 5 Menara, kenapa tidak dari dulu saja gue membacanya ya... tapi ya sudahlah, kembali dengan motto awal, Bukankah lebih baik telat daripada telat banget. Sangat menarik di awal novel ini, seorang pemuda bernama Alif Fikri asal kampung liliput di pinggiran Danau Maninjau Bayur Sumatra Barat yang ingin melanjutkan sekolahnya di SMA, tetapi orang tuanya menginginkan anaknya menjadi seorang pemimpin agama di kemudian hari. Karena keinginan kuat sang amak mau tidak mau Alif mengubur niatnya yang sudah menjadi cita-cita serta keinginanya untuk melanjutkan kesekolah SMA dan kuliah di ITB yang sudah di idam-idamkannya bersama sahabatnya Randai. Dengan niat setengah hati Alif akhirnya memutuskan untuk mengikuti keinginan amaknya tapi pilihannya adalah untuk tidak masuk Madrasah di Sumatra Barat melainkan Alif memilih mondok di Pondok Madani yang terletak di Jawa Timur.

      Mungkin segitu saja dulu terkait bagian awal Novel Negeri 5 Menara ini, sepertinya dapat mewakili kisah gue juga kali ya...yang mengikuti kemauan orang tua untuk memilih jurusan kependikan di salah satu kampus yang ada di Mataram, sebenarnya keinginan gue bukan itu, yang menjadi keinginan gue adalah ingin kuliah di kampus kesehatan yang berada di Yogyakarta atau  kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia yang berada di Bandung. Tapi apa mau dikata, Ikan besar menuntun ikan kecil ke tempat yang diinginkan. gue pun mengikuti apa mau orang tua, walaupun dengan setengah hati. Di awal kuliah mungkin sedikit tidak nyaman dengan keadaan ini, sehingga gue terus saja meminta untuk tidak ingin melanjutkan kuliah ini, dan apa yang dikatakan orang tua gue , jika kau tidak betah cobalah dulu nikmati satu atau dua semester ini barulah Tahun depan mendaftar lagi di kampus yang kau inginkan. Ini mungkin efek dari pola pikir gue yang tidak baik yang memandang kuliah di Prodi itu kurang bergengsi, hanya nanti mengajar anak-anak di sekolah-sekolah.

       Seiring berjalannya waktu, bertemu dengan teman baru, suasana baru, keinginan untuk kuliah jurusan ilmu kesehatan malah gue cancel sendiri, karena sayang banget, dua semester sudah terlewatkan kemudian harus mengikuti tes masuk perguruan tinggi lagi, lagian gue juga memperoleh beasiswa di kampus. Nah mulai saat itu, gue mulai perbaiki (baca: pensucian) niat yang awalnya setengah hati. Ternyata pensucian niat bisa terjadi ketika bertambahnya ilmu dan mulai saat itu tidak lagi meremehkan sesuatu, apapun itu. Setelah lulus dari sana,  gue juga akhirnya melanjutkan studi di Universitas Pendidikan Indonesia itu pada jenjang berikutnya. asyik bukan.!!

Teringat dengan kata Amak(Ayah) ketika berdialog dengan Alif di film Novel Negeri 5 menara yang gue tonton juga
Hidup itu, saat kita benar-benar menjalaninya, baru kita tahu, 
mana yang paling baik untuk hidup kita.

Senin, 04 November 2013

Pengetahuan !

"Pengetahuan yang baik adalah yang berguna bagi kehidupanmu"

        Kalimat ini tidak sengaja gue temukan di bagian buku filsafat ilmu, padahal bukan buku filsafat yang gue cari, mungkin roh dari kalimat itu kali ya yang menyeret untuk singgah sejenak di rak buku itu dan membuka sekilas isinya. Sepulang dari sana, gue terus berpikir tentang kalimat yang tadi. Sepertinya ini juga yang menjadi alasan gue lebih suka membaca buku yang berbau psikologis, tentang bagaimana perilaku manusia, tentang karakternya, bagaimana menyikapinya, body language-nya dan masih banyak lagi. Apalagi kalau buku itu berbicara tentang perempuan dan laki-laki, bahkan lebih menarik lagi dan lebih membuat gue penasaran, salah satunya adalah buku "Why Man Don't listen and Woman can't Maps" yang ditulis oleh Allan dan Barbara Pease, buku "The Female Brain" juga bagus untuk dibaca,. jadi dari situ kita bisa tahu dan lebih memahami tentang diri kita dan lawan jenis kita serta lebih terasa manfaatnya dalam kehidupan, tapi ini bukan berarti gue menganaktirikan bidang pengetahuan yang lain.
   
      Sebenarnya  pengetahuan yang baik itu tidak hanya kita peroleh di kampus saja, tapi kita bisa belajar dari lingkungan sekitar, di tempat bepergian  atau dimana saja. Pengetahuan ini yang sering kita sebut dengan pengalaman, contoh kecilnya  begini; ketika kita berada di stasiun kereta, di sana kita harus menunggu kereta yang datangnya 1 jam sekali, artinya disini secara tidak langsung kita diajarkan untuk lebih disiplin waktu agar tidak tertinggal, ketika keretanya belum juga tiba, kita diajarkan bagaimana bersabar dan menahan diri. Hal seperti ini memang sepele tapi akan sangat berpengaruh besar pada pribadi kita.

Beberapa waktu yang lalu, gue sempat chat dengan seseorang perempuan Padang, kira-kira obrolannya begini : 

Tuan Put (bukan nama asli).....
iya Muhammad Edison....
apakah kau baik2 saja...???
alhamdulillah baik2 saja...
alhamdulillah kalau begitu,,,.
aku pengen tahu sudah berapa buku yg sudah kau lahap,,,.?? kata2 mu membuat ku memang harus Bilang WOOW....!!
tak trlalu...lbh srg membaca pikiran dan hati sendri...
serta menerjemahkan peristiwa2 yang dialami
oowh begitukah...???
kira2...
ya, ya, ya... mungkin nilai hidupmu skrang sudah 9 kali ya,,,. aku masih "6" , bagaimana menurutmu cara yg tepat, agar nilai "6" ku itu bisa diputar menjadi nilai sepertimu..??
dirimu terlalu berlebihan...diriku blmlah sprt itu...mana tau dalam keheninganmu nilaimu jauh lbh tinggi....
aah,, nilaiku masih jauh di bawah mu... makanya aku harus cari tahu ilmunya... bukankah begitu ilmu memantaskan diri mengajarkannya...
kata-orang2 cara cepat memplajari sesuatu/ mengambil nilai/hikmah dari sesuatu adalah mengalaminya atau menafsirkan sesuatu yang tlh terjadi... aq pikir semua orang sudah memiliki ilmu itu...cm berbeda dalam menafsirkannya , lalu melukisnya dalam coretan huruf...melht bapak edison yg suka nulis2 sndri ...aq pikir ada sesuatu dibalik itu.

Perhatikan apa yang dikatakannya di akhir obrolan, dan ini adalah salah satu sampel yang memperkuat apa yang gue sampaikan tadi, yaitu Pengalaman atau mengalaminya sendiri. Manfaatnya akan sangat kita rasakan dalam perjalanan kehidupan kita hari ini, besok dan yang akan datang. 

NB : 
Setiap kepala punya persepsi masing-masing ya, kalau kalian punya pandangan lain, sampaikan ke gue, agar  kita lebih tau dan lebih paham. bukankah pandangan dari beberapa kepala itu justru akan lebih kaya, dibandingkan pandangan hanya dari satu kepala saja.. Iya kan...

Kamis, 31 Oktober 2013

Belajar menulis yuk...

"Sebagian orang mengatakan kesempatan tidak datang satu kali, itu tidak benar. Kesempatan itu selalu datang tetapi anda harus siap menanggapinya".

         Terkadang ide juga begitu, ketika satu ide itu muncul, jika kita tidak siap menanggapinya maka akan terlewatkan saja, dan beberapa saat kemudian akan terlupakan lagi. Agar tidak hanya berada di memori  tidak ada salahnya menulisnya, bisa di blog, di buku catatan, di handphone, dan dimana saja kita suka. suatu saat apa yang kalian tulis akan ada manfaatnya, bukan hanya untuk kita, bisa saja yang membaca juga akan merasakan manfaatnya, bisa jadi itu  akan menjadi amal jahriyah buat kita kelak. Coba bayangkan satu artikel  dibaca dan menginspirasi satu orang lainnya, satu orang tadi menginpirasi satu orang di bawahnya, begitu seterusnya. sudah berapa pahala yang kita dapatkan itu. bisa jadi tulisan anda seperti "multi level" pahala buat kita. Jangan berpikir tulisan kita masih kurang bagus atau tidak berkualitas, apalagi membandingkan dengan karya orang lain. seburuk apapun tulisan anda, tetap saja itu karya anda. 

        Sedikit mengutip kalimat dari pendongengkata yang juga menginspirasi dan saya harus sampaikan kepada anda, agar bonus(baca: pahala)  dari perusahaan "multi level pahala"  dapat  mengalir ke saya juga, kira-kira begini kalimatnya :

" Cintai saja apa yang sudah anda tulis. Itu karya anda, mungkin masih compang-camping atau mungkin menjelma itik buruk rupa. Tapi itulah wujud usaha awal anda. Seiring waktu anda akan melihat bagaimana si itik ternyata berubah menjadi si angsa cantik dengan kepak sayap yang anggun. Nikmati prosesnya, kenali jejak-jejak anda. Menulislah" .

 

Selasa, 29 Oktober 2013

Tentang hati seorang sahabat


         Waktu itu seorang sahabat tiba-tiba  menitikkan air mata, padahal sehari sebelumnya dia begitu ceria bermain-main  dan mengganggu teman-temannya. usut demi usut, baru saya tahu ternyata dia baru putus dengan pacarnya.. Oh My God.
ini mungkin orang ke sekian nih yang saya temui dengan kasus yang sama...

       Seorang sahabat lama juga pernah merasakan hal yang sama, siangnya saya tanyakan kabar hubungannya, dia pun menjawab dengan bangga, tapi malamnya dia kembali menelpon dan mengabari kalau dia telah putus dengan pacarnya beberapa menit yang lalu. tragis juga ya.

    Kalau berbicara tentang hati memang susah juga. Hal seperti ini juga pernah saya rasakan dulu, tapi setelah belajar banyak dari buku, dari beberapa motivator, membuat saya sadar, ngapain sibuk mikirin anak orang lain yang belum jelas jadi milik kita. lebih baik sibuk memperbaiki diri sendiri. Nanti pada masanya kalian baru menyadari, kenapa kalian tidak sampai menikah, dan nanti pula kalian akan merasa bersyukur karena tidak jadi dengannya. Tanamkan saja dalam hati kalian : " Jangan jadikan orang lain sebagai sumber kebahagian kita, tapi jadikan diri kita sumber kebahagiaan, Kenapa..??, karena ketika orang itu pergi maka hilanglah kebahagiaan kita, dan ketika kita menjadikan diri kita sumber kebahagiaan, maka kita tidak akan merasa ada yang hilang dan orang lain akan mencari kebahagiaan bersama kita." Bukankah yang dicari oleh kita semua adalah Kebahagiaan... Iya kaan..?

Tetap semangat dan sabar ya kawan selama masa-masa menunggu. Yang baik untuk yang baik, begitu juga sebaliknya.






Minggu, 27 Oktober 2013

Untitled

Ini cerita waktu saya mengikuti kuliah di salah satu kampus di negeri mimpi.

waktu itu ngantuk banget, tapi nggak tau ngantuk karena tidak paham yang dijelaskan dosen di depan ataukah efek karena tidak tidur semalaman. Entahlah..!!!

sempat menengok kebelakang, terlihat dari belasan mahasiswa yang mengikuti mata kuliah statistik, ekspresi mereka benar-benar gue harus bilang WOOW. entah karena materinya itu terlalu susah ataukah terlalu gampang sampai menganggap  semuanya mudah sehingga  kurang diperhatikan, apalagi dosen berdiri tepat  di depan LCD proyektor yang digunakan saat itu, terlihat serasa angka dan huruf itu menempel  di muka dan jidat dosen, terlihat  ada yang menguap, jidat mengkerut, ada yang fotoin temannya  yang lagi kebingungan, bahkan ada yang sempat-sempatnya update status, gak tau deh apa yang ditulis di wallnya. Ada juga mahasiswa yang kritis, menanyakan materi ke teman-temannya, kira-kira pertanyaannya begini ; " Teh ngerti Nggak yang dijelaskan dosen di depan?", dari beberapa sampel yang ditanyakan, semuanya tersenyum dan menggelengkan kepala. 

Coba kalau gak pahamnya sendirian, pasti bakalan cemas banget ya, karena nggak pahamnya bareng-bareng, eh malah senang-senang aja semuanya. 

Note : 
Hal-hal seperti ini jangan ditiru ya, ini ditulis karena saya lagi pancing otak yang lagi ngambek bekerja, apalagi harus menyelesaikan tugas-tugas yang berbau ilmiah, bau nya aja udah bikin stress, apalagi menyelesaikannya. Yaaa... walaupun stress itu menandakan kita masih waras, iya kaan...!!! 

Cerita singkat bukan cerita pendek

     Entah saya harus memulainya dari mana bercerita sekarang, sebenarnya sekarang waktunya menyelesaikan tugas kuliah yang begitu banyak, tapi rasanya otak tidak mau lagi di ajak kompromi untuk menyelesaikan sesuatu yang berbau ilmiah, dengan aturan yang begitu ketat diperhatikan, lagi bad mod katanya. kalau gitu mendingan tulis sesuatu di blog dulu aja deh.
        Dua bulan kuliah di kampus baru ini, Sudah banyak cerita dan kisah yang saya simak, terutama dari para pengajar di kampus yang menceritakan bagaimana perjalanan hidup mereka. sebenarnya bukannya materi yang disampaikan di awal-awal pertemuan yang saya senangi dalam kuliah ini, tapi bagaimana mereka memotivasi diri para mahasiswa yang mendengarnya.

     Diantaranya ada yang memulainya hidupnya dengan bekerja di industri tekstil, tidur di poskamling karena tidak memiliki tempat tinggal, ada yang jauh-jauh dari padang ke bandung hanya untuk kuliah, tapi rata-rata dari mereka adalah anak petani, sudah lama menjadi yatim pula, berasal dari daerah terpencil dan lain-lain. Yang menjadi pertanyaan sekarang bagaimana bisa mereka bisa berhasil dan menjadi seorang pendidik sementara kalau dipikirkan secara logika, keadaan benar-benar tidak mendukung.

     Dari sekian kisah yang mereka ceritakan saat itu, ada beberapa kesamaan, diantaranya semuanya bermodalkan niat karena Allah, tekad yang kuat, Fokus pada tujuan dan yang utama adalah Restu Bidadari syurga kita di rumah, siapa lagi kalau bukan orang tua kita. bagi yang sudah berkeluarga ya Orang Tua dan pasangan tentunya. tapi ada beberapa pesan dari pendidik yang saya tangkap dan langsung ditulis di halaman depan buku catatan yang saya bawa pada saat itu:

" Bergaulah dengan masalah, jangan menghindar dari masalah, yang harus dilakukan hadapi masalah dan jadilah mahasiswa yang siap menghadapi masalah dan memecahkan masalah ".

Saat itu juga, refleks otak dan hati menyetujui dan menyepakati statement yang disampaikan.

"Thanks Prof.  Semoga saya bisa mengikuti Peta Hidupnya". 



Minggu, 15 September 2013

Ayo Seret Pikiran Negatif kita.

Ternyata di sekitar kita ada orang tua yang sudah melakukan sesuatu yang menjadi pesan moral dari sebuah cerita tentang katak kecil yang pernah di ceritakan oleh "pendongengkata" dulu kepada para siswanya, karena saya yakin setiap apa yang disampaikan olehnya pasti menarik untuk disimak dan saya pun ikut mendengar celotehnya.

Dalam cerita tentang katak kecil yang mengikuti lomba lari untuk dapat sampai ke puncak, ketika penonton mengatakan " Tidak mungkin katak itu akan sampai ke puncak tertinggi " Katak-katak kecil pun mulai berjatuhan satu persatu, namun, tapi ada satu yang melanjutkan hingga berhasil mencapai puncak,  katak kecil ingin tahu bagaimana melakukannya. Ternyata Katak yang menjadi pemenangnya itu Tuli !!! dan salah satu nasehat dari cerita itu adalah berlakulah Tuli jika orang mengatakan kepadamu  bahwa kamu tidak mungkin menggapai cita-cita mu.

Dalam kehidupan nyata pun hal seperti itu sudah sering terjadi, bahkan orang-orang terdekatpun pernah mengatakan hal itu kepada orang tua itu, ini cerita tentang putra anak itu, dari SMA sebelum kuliah saja ada yang mengatakan " tidak mungkin lah Si X mampu melanjutkan ke bangku kuliah", ketika sudah mulai kuliah dan mencoba meminjamkan uang, ada kalimat yang menciptakan kekuatan dalam diri, "kalau tidak mampu membiayai, suruh pulang saja", setelah wisuda kemudian melanjutkan ke jenjang selanjutnya, kalimat baru pun mulai terangkai dengan indah, " Pak ini berani sekali mengikuti kemauan anak untuk kuliah, sementara Pak itu orang tidak punya, motor saja tidak punya". Sang Bapak tidak bisa menjawab pertanyaan itu. jika mencontekpun dalam buku apa saja, jawabannya tidak ditemukan.. kenapa,,.? karena itu benar adanya. Karena terlalu sering mendengar hal-hal seperti itu, jadi terasa biasa saja, seperti syair tanpa arti, tanpa makna.

saya pun merenung mencoba memahami kisah ini,. dan mencoba masuk dan berperan sebagai anak sang Bapak, "ternyata Ayah ku seorang pahlawan sejati, pahlawan yang berjuang demi anak-anaknya, dan tidak pernah perduli apa yang dikatakan orang yang sering menjatuhkan. saya pun harus berlaku demikian.

Tapi ada satu yang lebih berbahaya yang harus di lawan selain tidak mendengarkan orang yang menjatuhkan, yaitu melawan diri kita dan melawan pikiran kita sendiri. Ketika kita berpikir negatif, kita akan mengarah ke sesuatu yang negatif dan justru merugikan diri kita sendiri. ketika pikiran kita mengatakan:

 " saya tidak mungkin bisa melakukan hal itu..!"
" bagaimana kalau saya gagal ? ".
"bagaimana kalau nanti orang tua tidak mampu membayar biaya kuliah..?"
" Bagaimana kalau saya ditolak(*ini buat yg mau nembak Cewek). !!!  

pertanyaan yang justru membebani pikiran kita sendiri... kenapa kita tidak rubah saja pola nya, kita arahkan ke hal-hal yang membuat kita untung dan nyaman.

"Bagaimana seandainya kalau saya bisa melakukan itu...!
" Bagaimana seandainya kalau saya berhasil....!
" Bagaimana seandainya orang tua dapat Rizki nomplok..! (*Allah itu kan memberikan rizki itu dari jalan yang tidak disangka-sangka. (Qs. At-Talaq 2-3)).
" Bagaimana seandainya kalau saya diterima..! 

   Pasti rasanya akan beda. ..Iya kan..?  itu saja...

Semoga sang Ayah dalam kisah ini diberikan Kesehatan, kesempatan, keselamatan dan kesejahteraan.... Aamiin. 

Semoga yang membacapun meng Aamiinkannya.... Mohon Doanya ya...

Jumat, 13 September 2013

Ketika si "IQ" sedang Jongkok.

Jika terjadi suatu saat nanti, ada yang berbicara tentang Intelegent Quontient (IQ) mereka, dengan menyebutkan angka-angka di atas rata-rata dan kalian tidak termasuk di dalamnya.

Saat itu juga Mindset kalian harus diubah, sebenarnya yang penting dan perlu kalian perhatikan, BUKAN berapa besar NILAI IQ yang mereka miliki, TAPI seberapa besar digunakan untuk perubahan diri dan pengaruhnya terhadap hidup mereka... Itu saja....

Kalian bisa cari dan pilih contoh tokoh yang menginspirasi yang kalian suka. Contoh kecilnya, Thomas Alva Edison yang di cap Bodoh dan dikeluarkan dari sekolah. Tapi apa yang terjadi, kalian bisa tahu sendiri. Apa yang dikatakan beliau dan menjadi statement yang saya suka, “ Jenius itu adalah 1% ide cemerlang dan 99% kerja keras.

Jadi tingginya IQ bukan Jaminan. Tak perlu berkecil hati, teruslah berjuang dan bersyukur, Allah tidak akan pernah tinggal diam, Insya Allah apa yang kita usahakan akan sepadan dengan hasil yang kita dapatkan. 

Kamis, 05 September 2013

Untitled

Tulisan ini saya buat setelah sang guru semasa SMA menelpon saya yang menanyakan keadaan putra dan anak didiknya yang sedang melanjutkan studi di salah satu Perguruan Tinggi di bandung. Dalam percakapan singkat itu beliau menanyakan bagaimana perkembangan putranya disana, pukul berapa dia tidur, pukul berapa balik ke rumah, sudah makan atau belum, gimana kondisi kesehatannya dan masih banyak lagi. Mungkin bagi saya beliau adalah bapak yang sangat perhatian terhadap anak-anaknya, yang biasanya, hal-hal seperti itu hanya sering dilakukan oleh Ibu-ibu saja. Dalam hati saya sempat bertanya pada diri saya sendiri, apakah bisa saya seperhatian beliau nanti. Wallahu Alam.

Tapi sebenarnya bukan itu yang menjadi topik yang ingin saya tulis, tapi terkait dengan bagaimana keadaan saya sendiri disini, menjadi mahasiswa yang serba pas-pasan. Tinggi pas-pasan, pengetahuan pas-pasan, muka pas-pasan, isi dompet juga pasan, pokoknya banyakkan pasnya deh. Tapi kalau pas itu ada enaknya juga sih, misalnya, karena ekonomi pas-pasan jadi tidak ngekost (*harus bisa menghibur diri), harus tinggal jauh dari kampus, tepatnya di rumah sang guru yang saya ceritain tadi, karena di rumah itu hanya di tinggali oleh para mahasiswa, tapi pemiliknya sendiri tinggal di NTB.

Setiap berangkat kuliah saya harus benar-benar pagi, bukan pagi lagi sih, sebelum subuh malah, tidak terlalu jauh kok, Cuma 1 kali naik ular besi, 1 kali naik angkot. Tapi tidak apa-apa, kalau dipikirkan enakkan cari kos-kosan dekat kampus saja, itu kalau dipikirkan, beda kalau dipertimbangkan masalah biaya, jadi kalau saya minta dikirimin uang buat bayar kos, mungkin akan diusahakan, tapi mumpung ada rumah, kenapa harus tinggal di kos.

Sebenarnya jauh itu bukan kendala, setelah saya amati juga beberapa siswa dari SD bahkan sampai SMA yang sekolahnya jauh dari tempat tinggalnya harus  bolak balik dengan kereta dan angkot setiap hari asyik-asyik saja. Kenapa saya yang kuliahnya tidak sampai empat hari harus kalah sama mereka yang masih kecil, belum lagi tugas sekolah mereka yang harus dikerjakan tiap hari. Masa kita kalah sama anak-anak,..

Kalau mahasiswa lain akan mengatakan kalau jauh takut terlambat, capek di jalan, gak kuat, hasilnya nanti tidak maksimal. setiap orang punya pendapat masing-masing, menurut versi saya sih beda, karena jauh saya bisa lebih disiplin bagaimana mengatur waktu. saya harus menganggap waktu itu seperti pedang, jika tidak bisa menggunakannya, maka dia akan melukai.  Kalau saya terlambat sedikit saja, saya bakalan ketinggalan kereta dan resikonya tidak bisa mengikuti perkuliahan. Jadi Tergantung strategi bagaimana kita menyiasatinya saja, “ Hidup ini pintar itu tidak cukup, tapi harus pintar-pintar”. 

Jumat, 23 Agustus 2013

Minder....? Itukan dulu...


     Awal yang mendasari kenapa saya menulis tentang minder ini adalah ketika seorang mahasiswa Universitas Mataram membaca sebuah tulisan saya di blog, saat itu mahasiswa berada di semester dua bertanya, bagaimana agar kita berani dan tidak minder.? Saya berusaha berusaha menjawab pertanyaan mahasiswa tersebut berdasarkan pengalaman pribadi. Dulu sewaktu kuliah di Mataram, saya juga merasakan hal yang sama bahkan lebih dari itu, ketika ada diskusi kelompok atau presentasi, saya sangat gugup, sampai-sampai suara saya tidak keluar, dan itu berpengaruh juga terhadap mindset dosen terhadap diri saya. jika ada temen sekelas saya yang membaca ini, mereka akan tahu bagaimana saya dulu ketika presentasi atau pada saat kegiatan diskusi. hanya bisa diam, tanpa berkomentar banyak. 

Saya berusaha mencari tahu apa penyebabnya, dan  saya temukan jawabannya, ternyata Saya terpenjara oleh pikiran saya sendiri”. jadi, yang menjadi Penyebab minder atau gugup itu karena terlalu banyak ketakutan yang ada di kepala kita, kita berpikir jika ngomong ini salah, ngomong itu salah, belum lagi ditertawakan... hadeeew... padahal semakin kita seperti itu, justru keadaan seperti itu benar-benar akan terjadi. Cara mengoptimalkannya, sering-sering berlatih berbicara di forum, agar kita terbiasa, bukankah orang bisa itu karena terbiasa, itu benar adanya kok, semuanya butuh proses, sama seperti kita bersepeda. Tidak ada satu orang pun yang langsung bisa, pasti perlu berlatih terlebih dahulu. Dan tidak jarang kita temukan orang melakukan berbagai atraksi bersepeda yg membuat kita tercengang, itu karena mereka sering berlatih. Iya kaan..?, kemudian kuasai materi yang dibahas itu, jangan hanya belajar dari satu sumber saja, gali sebanyak mungkin informasi tentang materi yang akan dibahas, sehingga kita lebih siap jika dihajar dengan pertanyaan-pertanyaan yg muncul dan tanamkan dalam hati bahwa "saya pasti bisa".

Konsep inilah saya pakai saat semester-semester akhir kuliah, dan lumayan efektif. dari Presentasi Media Pembelajaran Matematika, Micro Teaching, bahkan ujian skripsi, yang katanya menjadi momok yang menakutkan. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar. 

Buat yang membaca tulisan ini, dengan terpaksa saya harus mengatakan ini :

“ Saya tidak akan percaya anda bisa mengendarai sepeda,  jika anda sendiri tidak pernah melatihnya terlebih dahulu”. TITIK...!!!


Rabu, 21 Agustus 2013

Mawar Untuk Bidadari Syurga




     Senja itu, sedikit iseng, mengisi waktu liburan, mumpung kegiatan kuliah belum dimulai. Facebookkan terus di penginapan, mumpung wifinya gratis, gak pake loading lama, di tambah lagi wifinya 24/7, kenapa tidak dipakai saja. Iya kaan...???

 Jreng..jreng... males liat baca status facebook yang gak jelas, tidak mendidik, hanya keluh kesah, dan wujud kekecewaan kepada pacar bagi yang punya pacar, yang baru jadian paling nulis status lagi kasmaran. Aaah, tidak menarik....   mending nyari teman dulu deh,.. Ketemu deh teman satu pulau, satu kabupaten pula,. Pas liat-liat kronologinya, owh, ternyata dia kuliah di Surabaya.

Pas Liat foto yang ada di albumnya, ada dua hal membuat mata  tertuju. Pertama disana foto cowok jarang sekali aku temukan. Eits,, bukan berarti aku mencari tahu pemilik facebook itu punya pacar atau tidak.. sekali lagi bukan. Kalaupun udah punya pacar, terus misalnya aku mau, itu sih gampang. Aah...Tinggal menunggu putusnya saja. Itulah aku, selalu menganggap semua hal itu mudah, “Sekuat apa mereka setia, kalaupun tidak berjodoh, toh nanti hanya akan menjadi kumpulan cerita cinta saja” ... iya kaan...? lagian, Allah itu maha membolak-balikkan hati manusia, keadaan dapat terjadi dalam waktu singkat. Kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi nanti. Hehe,,. Bukan aku cemburu ya, jadian aja tidak, apalagi harus cemburu.... kalau dikatakan cantik, mmmm, Relatif, tapi dia anggun kok, tapi aku lebih suka orang baik, kenapa ......?    “ orang cantik itu belum tentu baik, tapi orang baik akan kelihatan cantik”. Semoga saja ada dua hal itu ada padanya, agar aku bisa mengatakan “ Aku temukan keindahan Tuhan dalam dirinya hihi,, hanya itu kata-kata yang berlompatan dalam pikiran ku... tapi maaf yah, mungkin ada yang merasa. Tapi kuharap kau baik-baik saja dengan pasanganmu...

Kedua, dan ini nih yang sebenarnya ingin menjadi topik yang seharusnya mau aku bahas. dalam albumnya banyak sekali gambar mawar. Ada mawar, ada wanita anggun,. ahhaa,,. Perpaduan yang sempurna. Bukan merayu, aku tidak ahli akan hal itu, lagian kalau merayu, bakalan berabe urusannya, karena aku sering mengatakan tidak seperti orang kebanyakkan, misalnya kalau aku kangen, aku cukup mengatakan “ Aku ingin menulis I miss you di batu bata, terus ku lempar di muka kamu, agar kau tau betapa sakitnya meridukannmu”...

Haaah,,,.kepanjangan basa basinya,,,. Lanjut lagi.

Karena aku gagal mewawancarai pemilik facebook  tentang bunga mawar, yang katanya mampu nenangin hati karena keindahannya, aku terpaksa harus merenung dalam diam,. Kenapa  dan kenapa.? Apa sih keistimewaan dari mawar itu..? aku mencari alasan, berusaha mengumpulkan sejumlah kata yang berceceran dikepala, aku kumpulkan satu persatu, daaaaan, paaaraaam, aku temukan jawabannya,.

“Ternyata keistimewaan mawar adalah pada durinya”.

Namun terkadang orang menganggap duri pada mawar menganggu, merusak bahkan mengurangi keindahan kelopak mawar. Padahal justru dengan duri itulah setangkai mawar jadi istimewa, terjaga, terlindungi, tak dipetik sembarang orang. dan akupun menganalogikan Seorang wanita sempurna adalah setangkai mawar. sedangkan duri pada mawar adalah aturan yang melekat dari Allah bagi seorang wanita.  Ahhaa, terpecahkan sudah, menurut versi ku.

begitu istimewanya mawar ya...!!! belum lagi makna dari setiap warnanya. Sedikit berambisi, nanti pada masanya:


“Aku akan berikan 108 tangkai mawar untuk salah satu bidadari syurga”.

Selasa, 20 Agustus 2013

Ending yang tidak terduga

Setidaknya seharian itu, saya ingin menulis apa saja, walau tidak terlalu penting isinya, menulis, mengingat dan bercerita masa-masa kuliah di Universitas Mataram, masa-masa Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) , masa-masa di sekolah itu.

 Tahun 2011 lalu, saya dan beberapa teman sekelas ditugaskan untuk mengajar di salah satu sekolah di Kab.Lobar. Banyak sekali pengalaman yang  dialami di sekolah itu, dari kepala sekolahnya yang selalu minta dianterin; dianterin ke kantor camat, ke rumahnya, ke pasar, bawain barang belanjaannya, anterin pulang, menyelesaikan berbagai administrasi sekolah, mengajari guru tentang Program Microsoft Office, menghadapi  kelakuan anak SD yang aneh-aneh lah. Belum lagi anak TK yang tiap kali melihat saya selalu menangis merasa ketakutan, segitu seremkah saya sampai melihat saja tidak berani. Padahal saya senang sekali bermain-main dengan anak kecil, lagi lucu-lucunya tuh, melihat senyum polos mereka dan tentu dengan gigi ompongnya, Seakan menambah kedamaian di hati. Huuft, itulah beling-beling keluh kesah selama ada disana.

Tapi, ada satu moment  yang paling saya senangi saat PPL, yaitu ketika kami mengajar di kelas dua, kenapa,,,? karena anaknya pintar-pintar. “Pintar bermain dengan kata”.  

Saat itu, temen saya sebut saja Ibu Pendongeng kata, ibu itu ingin mempraktekkan Pembelajaran PAIKEM seperti yang diajarkan di dunia kampus. Ternyata model pembelajaran yang diterapkan itu efektif juga sih.

Anak-anak dengan asyiknya mengarang sesuai dengan Maping yang di tempel oleh gurunya di papan tulis, serasa pensil mereka menari-nari di atas kertas, sangat menikmati pembelajaran yang jarang mereka lakukan, dan hasil karangan mereka pun cukup bagus kok. Ada-ada saja yang ditulis, saat itu mereka mengarang tentang Pangeran berkuda dan Tuan Putri. Sungguh di luar dugaan, anak-anak itu  tidak menjiplak ataupun mengikuti kumpulan dongeng seribu satu malam. Benar-benar kreatif, kira-kira begini pecahan-pecahan kalimat yang ditulis di akhir cerita mereka;

“Akhirnya, Sang Pangeran berkuda menikah  dengan nenek sihir dan merekapun hidup bahagia, selamanya. Selesai”. Wah, putrinya yang hilang bukan nenek sihirnya. sungguh ending yang tidak terduga.

Tapi tidak apa-apa, mereka cukup pintar kok dalam mengarang, buktinya saja berhasil menyelesaikannya. saya keberatan kalau ada yang mengatakan, Ah itu sih biasa saja, Untuk ukuran anak SD kelas II, itu sudah luar biasa, kenapa...?
Karena pada masa itu dengan pengetahuan baru yang dimiliki, belum genap 2 tahun menginjakkan kakinya di dunia sekolah, sudah mampu membuat karangan, padahal pada masa itu kita mungkin belum bisa seperti mereka. Iya kaan....!!!

saya ingin merayu sang Pencipta, memuji, mengangung agungkan naman-Nya dan memohon pada-Nya, bukan untuk ku, tapi untuk mereka:

“ Ya Allah tiada tempat kami meminta dan memohon Pertolongan Selain kepada-MU, Jadikanlah diantara  mereka  menjadi Penulis yang hebat kelak . Aamiin. 

Senin, 19 Agustus 2013

Rumah Model Kereta Api

Rumah model kereta Api, ya Rumah model kereta api. Itulah rumah tinggal ku dulu, setelah ada di bandung, dan berteman baik dengan kereta api, saya sadar ternyata rumah yang ditinggali dulu adalah rumah model kereta api, karena hampir sama, iya hampir sama. Sama-sama panjangnya bukan. Tidak ideal antara panjang dan lebarnya seperti rumah kebanyakkan, namun dirumah itulah tempat ku habiskan masa kecil ku bersama keluarga yang paling berjasa dalam sejarah hidupku. Bangunan dengan papan kayu bekas dan beralaskan semen biasa, bahasa kasarnya “KIOS”, tapi bagiku rasanya tidak enak didengar dan dibaca, makanya saya mengganti namanya dengan Rumah Model Kereta Api. Dalam rumah itu tidak ada apa-apa hanya tempat tidur dan lemari pakaian saja dan kursi kayu saja, tidak ada Televisi, Ricecooker, Kipas Angin, dan lain sebagainya. Saat hujan, air akan masuk menggenangi kolong tempat tidur dan sedikit percikkan air dari atap yang di kirimkan oleh Sang Pencipta agar saya selalu mengingat-Nya dan memohon doa semoga hujan segera reda. Itulah salah satu cara Allah mengajari kami agar kami sekeluarga senantiasa mengingat-Nya. Ini cerita bukan didramatisir agar mendapat belaskasihan orang lain. Tapi ini benar adanya. Saya tidak pernah diajarkan oleh orang tua untuk dikasihani oleh orang lain. Tidak pernah. Apalagi harus putus asa di tengah sempitnya ekonomi keluarga ditambah lagi dengan berbagai masalah yang muncul silih berganti,  namun tekad untuk terus majulah yang terus menggebu-gebu.

Statement yang  saya keluarkan semenjak tinggal di rumah itu dan selalu diingat sampai hari hari ini adalah :

“ Keterpurukan memotivasi saya untuk terus mengejar kesuksesan”


Namun rumah itu sekarang tinggal kenangan, Allah cukup tahu kapan harus merubah keadaan seperti itu dan menggantinya dengan yang baru. Allah sangat bijak kok.

Tinggal disana cukup mendewasakan... cukup mengajariku banyak hal. hmmm.... say good bye Rumah Model Kereta Api.

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini, Syukuri apa yang ada, jangan terlalu menuntut apalagi tidak menerima keadaan kalian saat ini, mungkin kalian lebih beruntung dari cerita ini. Mungkin saat ini kalian dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadai. Kami memulainya dari Nol. Ya. Dari NOL !!!.

Pesan buat para pejuang kecil dan jagoan kecilku (my brother)

Tetaplah semangat meraih apa yang menjadi harapan dan impian kalian. “Jangan takut dalam hadapi masalah, cobalah mengakrabi masalah tersebut, dan cobalah berteman dengan masalah, karena esensi seorang teman akan membawa kita ke arah yang lebih baik pula, begitupula masalah, bila kita jadikan teman, yakinlah bahwa ia akan membawa kita ke kondisi yang lebih baik”. 

Pagi Bercerita



Tepatnya hari sabtu, 17 Agustus 2013... di Televisi, Radio, facebook dan sosial media lainya bahkan di Search Engine Google pun semuanya bertemakan Kemerdekaan, semua yang dibicarakan tentang Kemerdekaan. Tentang semangat Kemerdekaan, tentang Pejuang bangsa kita.

Di sini, di Bandung, saya hanya duduk menikmati hangatnya matahari pagi, tidak seperti dulu masa-masa kuliah di Universitas Mataram, harus mengikuti Upacara bendera di depan Rektorat. Namun yang menjadi masalahnya waktu di Mataram tidak pernah memaknai hari kemerdekaan itu sendiri, yang ada hanya mengisi daftar hadir agar tidak di coret di daftar penerima beasiswa... tapi sekarang sedikit berbeda,.

Semua mengenang tentang para pejuang, saya pun begitu, mengenang pejuang yang telah wafat meninggalkan kita semua. Sempat berpikir zaman sudah merdeka, tentu tidak ada lagi pejuang-pejuang kemerdekaan. Terlintas dalam pikiran, entah itu bisikan dari mana... aku tak tahu... saya juga ternyata adalah seorang Pejuang,. Pembaca akan sendikit tersenyum sinis dengan pernyataan itu... pejuang dari mana..? pejuang dari hongkong,.. eits sebentar dulu bray,. Saya tidak mengatakan bahwa diri saya seorang pejuang kemerdekaan... tapi pejuang saja kan..!

Pejuang, kenapa saya ada di bandung,  Rela harus jauh dari kampung halaman, rela jauh dari keluarga, rela jauh dari sahabat2, rela keluar dari zona nyaman,,. Itu karena perjuangan,. Perjuangan mengejar mimpi. Mimpi yang sempat tertunda.

Dulu sewaktu SMA, ingin sekali kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia, karena pada saat itu Kabupaten Dompu melakukan kerja sama dengan pihak Universitas Pendidikan Indonesia untuk membimbing calon guru profesional... katanya...!!!  

Namun, takdir berkata lain, pada saat tamat SMA Tahun 2007, saat itu hubungan kerja sama sudah berakhir. Begitu kecewanya saya. Kuliah di  bidang kesehatan gagal, gagal ikut SPMB, dan akhirnya harus ikut tes Mandiri di Universitas Mataram. Itupun karena terpaksa, Alhamdulillah setelah melewati tes Akademik dan wawancara, akhirnya bisa diterima juga.

Saya harus meyakini bahwa inilah yang terbaik buat saya, teman-temanku dengan gayanya memakai seragam Putih-putih, sementara diriku kuliah di PGSD, namun, saya harus membuktikan kepada dunia, bahwa kuliah di PGSD pun menjanjikan. Perjuangan pun dimulai.

Singkat cerita pagi Itu, tepatnya 27 Agustus 2011 gelar Sarjana Pendidikan pun menempel di belakang namaku, semua turut berbahagia, begitu juga dengan teman-teman sekelas, temen seperjuangan, semuanya mengupload foto-foto wisudanya,.hanya Wiwin (temen sekelas yang paling pintar menulis) dan sayalah yang belum pernah manguploadnya. Karena wisuda itu bukan akhir dari perjuangan, tapi awal dari perjuangan yang sesungguhnya. Setelah wisuda mau ngapain, mau kerja di SD mana, belum tentu lagi diterima.

Ingin segera melanjutkan ke Jenjang Magister, namun jagoan kecil (my brother) tahun itu juga mulai menginjakkan kakinya di dunia kampus. Saya pun mengurungkan niat untuk melanjutkan kuliah. Mengabdi deh setahun di SD, dengan gaji hanya Rp.450.000/triwulan. Lumayan ya, di bilang sedikit. Sedikit banget, tapi syukuri sajalah. Beberapa bulan kemudian dapat informasi dari si jagoan bahwa permohonan beasiswa bidik misi yang di ajukan lolos seleksi. Subhanallah, di tengah sempitnya masalah ekonomi, ada saja keajaiban demi keajaiban yang diperlihatkan Sang penguasa langit dan bumi. Dari rumah yang belum memiliki rekening listrik sendiri karena baru di bangun, berkat beasiswa sang Jagoan, bisa menambah biaya instalasi pemasangan listrik sendiri.  

Itu baru Satu,, Ingat ya. Baru satu.. dan masih banyak yang lain. Kalau diceritakan semua 3 hari mungkin belum selesai.

Setahun pun telah berlalu, mimpi dan cita-cita harus tetap di perjuangkan. Waktu itu, 30 Maret 2013 dengan diam-diam dan tanpa diketahui oleh siapapun saya harus membuat komitmen terhadap diri saya sendiri. Saya tulis apa mimpi yang belum terwujud, agar selalu bisa dilihat dan tidak bisa dilupakan. Langkah pertama yang saya lakukan adalah melihat koper yang ada di kamar bidadari syurgaku.. ya... bidadari syurga ku... dialah IBU ku...

Pakaian pun dikemas dan dimasukan ke dalam koper, tanpa ku berpikir ada atau tidak biaya untuk melanjutkan kuliah ke jenjang strata 2,. Di bilang egois, iya juga. Tapi dengan berada di rumah, tanpa bisa berbuat banyak untuk bidadari syurga ku kapan bisa membahagiakan dan membanggakan mereka. Kapan. Dengan memberikan sedikit pemahaman dan meracuni pikiran mereka tentang mimpi gila ini, mereka pun mengusahakan agar bisa berangkat dulu, bukan memikirkan SPPnya terlebih dahulu.

Setelah mendapat restu dari mereka, hal pertama yang dilakukan adalah konsultasi kepada guru matematika waktu ku SMA dan sekarang beliau sedang melanjutkan studinya di UPI. Keinginan awal ingin mendaftar di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), tapi beliau menganjurkan kenapa tidak  ikut dulu di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), bukankah di sana kampus pendidikan terbaik, saya menjawab, saya pikir saya tidak mampu lulus di sana, “saya tidak mau berharap banyak, karena semakin besar harapan akan sebanding dengan kekecewaan”,  guruku pun kembali mengeluarkan statementnya, sampai aku yakin, dan ujung-ujungnya ikut tes juga di UPI. Dan akhirnya bisa diterima juga. Namun itu bukan karena hebat ku, tapi karena do’a tulus dari orang-orang tersayang.  Terima kasih semuanya.

Perjuangan dimulai lagi, Mulai masuk dalam belenggu akademik,.

Mulai Lagi, Kuliah lagi, Tugas lagi, UTS lagi UAS lagi, Fokus dengan cita-cita dan Mimpi, masalah CINTA,. Nanti saja. Tunggu cinta yang halal saja.

Dan inilah nasehat untuk diri saya sendiri di moment Kemerdekaan RI ke 68.


“ Edison, jadilah kamu Pejuang di Zaman ini yang tidak kenal kata menyerah untuk sebuah cita-cita dalam hidup mu”.