Pages

Jumat, 08 November 2013

Mengetiklah dengan 10 jarimu.

       Gue rasa mengetik adalah salah satu kegiatan yang paling sering kita lakukan selama kuliah, bahkan mungkin setelah kuliah. Mengetik seperti mengalir saja, kita mengandalkan Jurus 11 jari kita ... Ciiiiiaaat,... tanpa kita berpikir untuk melatih teknik mengetik 10 jari, kan bisa lebih hemat 1 jari. ya gak...?? hehe maksud gue dengan mengetik 10 jari akan lebih cepat selesai dan  hemat waktu. 

        Sekarang mungkin sudah jarang yang mengetik dengan menggunakan Mesin Tik, dulu, waktu SMP, gue sering banget menggunakan itu untuk mengetik berita yang ditulis ayah, nah dari situ mungkin yang membuat gue senang mengetik. Saking hobby-nya mengetik, teman gue meminjamkan papan keyboardnya (*itupun keyboard rusak), dan diberikan sebuah buku teknik mengetik 10 jari. Dari situ awalnya gue belajar tentang fungsi dari setiap jari-jari kita. sayang  banget kan kalau kalian hanya memakai 2 telunjuk kalian, apa kalian tidak kasihan...?  

     Mungkin begini nih tekniknya, maaf ya, bukan menggurui... Letakan  semua jari kalian di atas keyboard,  Jari telunjuk kiri pada tombol "F" dan Telunjuk kanan pada tombol "J", disitulah sebenarnya posisi awal kalau kita mau mengetik. makanya pada kedua tombol itu terasa ada benjolan sedikit, saya pikir itulah maksudnya kedua benjolan itu ada. hehe. Agar lebih jelas posisi jari kita saat mengetik, gue cari salah satu contohnya nih di om google . 

Ini nih Fungsi setiap jari tangan kita.
Pada tangan kiri.
Jari kelingking Untuk memencet tombol Q, A, Z, 1 , TAB, CAPSLOCK, SHIFT dan CTRL
Jari manis Untuk memencet tombol W, S, X, 2, 3
Jari Tengah untuk memencet tombol C, D, E, 4
Jari Telunjuk Untuk memencet tombol E, F, V, T, G, B, 5, 6
Ibu jari kiri  Tombol spasi dan ALT
Pada tangan kanan
Ibu Jari kanan sama dengan ibu jari kiri digunakan secara bergantian
Jari telunjuk kanan Untuk tombol Y, H, N, U, J, M, 7, 8
Jari tengah kanan Untuk tombol L, K dan koma+petik
Jari manis kanan untuk tombol O, L, titik +>  dan 9
Jari kelingking untuk tombol P, Titik koma, slash, 0 dan tombol lainnya yang berada dikanannya.

        Awalnya memang lebih lambat dari kalian mengetik 11 jari, tapi jika kalian sabar dan serius melatihnya, lambat laun akan lebih cepat dan bahkan nanti jika sudah mahir, kalian tidak perlu melihat lagi, bahkan akan jauh lebih mengasyikkan.  Kalian tidak lagi menghabiskan waktu seharian hanya untuk mengetik saja, tapi bisa memanfaatkan waktu untuk melakukan kegiatan yang lain. 

        Setiap orang mungkin punya cara sendiri dalam melatih teknik mengetik, kalau cara gue, selain mengetik teks-teks yang ada di buku ,juga mengetik lagu-lagu yang sudah dihafal di luar kepala. lagu tersebut di ketik berulang-ulang, jadi jari tangan akan terbiasa bekerja sesuai tugas yang diperintahkan oleh otak kita. Masalah berapa lama agar dapat menguasai teknik mengetik 10 jari, jawabannya hanya satu  "man jadda wajada ".  Cobalah.

Rabu, 06 November 2013

Mengunjungi masa lalu.

      
       Novel Negeri 5 Menara, kenapa tidak dari dulu saja gue membacanya ya... tapi ya sudahlah, kembali dengan motto awal, Bukankah lebih baik telat daripada telat banget. Sangat menarik di awal novel ini, seorang pemuda bernama Alif Fikri asal kampung liliput di pinggiran Danau Maninjau Bayur Sumatra Barat yang ingin melanjutkan sekolahnya di SMA, tetapi orang tuanya menginginkan anaknya menjadi seorang pemimpin agama di kemudian hari. Karena keinginan kuat sang amak mau tidak mau Alif mengubur niatnya yang sudah menjadi cita-cita serta keinginanya untuk melanjutkan kesekolah SMA dan kuliah di ITB yang sudah di idam-idamkannya bersama sahabatnya Randai. Dengan niat setengah hati Alif akhirnya memutuskan untuk mengikuti keinginan amaknya tapi pilihannya adalah untuk tidak masuk Madrasah di Sumatra Barat melainkan Alif memilih mondok di Pondok Madani yang terletak di Jawa Timur.

      Mungkin segitu saja dulu terkait bagian awal Novel Negeri 5 Menara ini, sepertinya dapat mewakili kisah gue juga kali ya...yang mengikuti kemauan orang tua untuk memilih jurusan kependikan di salah satu kampus yang ada di Mataram, sebenarnya keinginan gue bukan itu, yang menjadi keinginan gue adalah ingin kuliah di kampus kesehatan yang berada di Yogyakarta atau  kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia yang berada di Bandung. Tapi apa mau dikata, Ikan besar menuntun ikan kecil ke tempat yang diinginkan. gue pun mengikuti apa mau orang tua, walaupun dengan setengah hati. Di awal kuliah mungkin sedikit tidak nyaman dengan keadaan ini, sehingga gue terus saja meminta untuk tidak ingin melanjutkan kuliah ini, dan apa yang dikatakan orang tua gue , jika kau tidak betah cobalah dulu nikmati satu atau dua semester ini barulah Tahun depan mendaftar lagi di kampus yang kau inginkan. Ini mungkin efek dari pola pikir gue yang tidak baik yang memandang kuliah di Prodi itu kurang bergengsi, hanya nanti mengajar anak-anak di sekolah-sekolah.

       Seiring berjalannya waktu, bertemu dengan teman baru, suasana baru, keinginan untuk kuliah jurusan ilmu kesehatan malah gue cancel sendiri, karena sayang banget, dua semester sudah terlewatkan kemudian harus mengikuti tes masuk perguruan tinggi lagi, lagian gue juga memperoleh beasiswa di kampus. Nah mulai saat itu, gue mulai perbaiki (baca: pensucian) niat yang awalnya setengah hati. Ternyata pensucian niat bisa terjadi ketika bertambahnya ilmu dan mulai saat itu tidak lagi meremehkan sesuatu, apapun itu. Setelah lulus dari sana,  gue juga akhirnya melanjutkan studi di Universitas Pendidikan Indonesia itu pada jenjang berikutnya. asyik bukan.!!

Teringat dengan kata Amak(Ayah) ketika berdialog dengan Alif di film Novel Negeri 5 menara yang gue tonton juga
Hidup itu, saat kita benar-benar menjalaninya, baru kita tahu, 
mana yang paling baik untuk hidup kita.

Senin, 04 November 2013

Pengetahuan !

"Pengetahuan yang baik adalah yang berguna bagi kehidupanmu"

        Kalimat ini tidak sengaja gue temukan di bagian buku filsafat ilmu, padahal bukan buku filsafat yang gue cari, mungkin roh dari kalimat itu kali ya yang menyeret untuk singgah sejenak di rak buku itu dan membuka sekilas isinya. Sepulang dari sana, gue terus berpikir tentang kalimat yang tadi. Sepertinya ini juga yang menjadi alasan gue lebih suka membaca buku yang berbau psikologis, tentang bagaimana perilaku manusia, tentang karakternya, bagaimana menyikapinya, body language-nya dan masih banyak lagi. Apalagi kalau buku itu berbicara tentang perempuan dan laki-laki, bahkan lebih menarik lagi dan lebih membuat gue penasaran, salah satunya adalah buku "Why Man Don't listen and Woman can't Maps" yang ditulis oleh Allan dan Barbara Pease, buku "The Female Brain" juga bagus untuk dibaca,. jadi dari situ kita bisa tahu dan lebih memahami tentang diri kita dan lawan jenis kita serta lebih terasa manfaatnya dalam kehidupan, tapi ini bukan berarti gue menganaktirikan bidang pengetahuan yang lain.
   
      Sebenarnya  pengetahuan yang baik itu tidak hanya kita peroleh di kampus saja, tapi kita bisa belajar dari lingkungan sekitar, di tempat bepergian  atau dimana saja. Pengetahuan ini yang sering kita sebut dengan pengalaman, contoh kecilnya  begini; ketika kita berada di stasiun kereta, di sana kita harus menunggu kereta yang datangnya 1 jam sekali, artinya disini secara tidak langsung kita diajarkan untuk lebih disiplin waktu agar tidak tertinggal, ketika keretanya belum juga tiba, kita diajarkan bagaimana bersabar dan menahan diri. Hal seperti ini memang sepele tapi akan sangat berpengaruh besar pada pribadi kita.

Beberapa waktu yang lalu, gue sempat chat dengan seseorang perempuan Padang, kira-kira obrolannya begini : 

Tuan Put (bukan nama asli).....
iya Muhammad Edison....
apakah kau baik2 saja...???
alhamdulillah baik2 saja...
alhamdulillah kalau begitu,,,.
aku pengen tahu sudah berapa buku yg sudah kau lahap,,,.?? kata2 mu membuat ku memang harus Bilang WOOW....!!
tak trlalu...lbh srg membaca pikiran dan hati sendri...
serta menerjemahkan peristiwa2 yang dialami
oowh begitukah...???
kira2...
ya, ya, ya... mungkin nilai hidupmu skrang sudah 9 kali ya,,,. aku masih "6" , bagaimana menurutmu cara yg tepat, agar nilai "6" ku itu bisa diputar menjadi nilai sepertimu..??
dirimu terlalu berlebihan...diriku blmlah sprt itu...mana tau dalam keheninganmu nilaimu jauh lbh tinggi....
aah,, nilaiku masih jauh di bawah mu... makanya aku harus cari tahu ilmunya... bukankah begitu ilmu memantaskan diri mengajarkannya...
kata-orang2 cara cepat memplajari sesuatu/ mengambil nilai/hikmah dari sesuatu adalah mengalaminya atau menafsirkan sesuatu yang tlh terjadi... aq pikir semua orang sudah memiliki ilmu itu...cm berbeda dalam menafsirkannya , lalu melukisnya dalam coretan huruf...melht bapak edison yg suka nulis2 sndri ...aq pikir ada sesuatu dibalik itu.

Perhatikan apa yang dikatakannya di akhir obrolan, dan ini adalah salah satu sampel yang memperkuat apa yang gue sampaikan tadi, yaitu Pengalaman atau mengalaminya sendiri. Manfaatnya akan sangat kita rasakan dalam perjalanan kehidupan kita hari ini, besok dan yang akan datang. 

NB : 
Setiap kepala punya persepsi masing-masing ya, kalau kalian punya pandangan lain, sampaikan ke gue, agar  kita lebih tau dan lebih paham. bukankah pandangan dari beberapa kepala itu justru akan lebih kaya, dibandingkan pandangan hanya dari satu kepala saja.. Iya kan...