Pages

Rabu, 06 November 2013

Mengunjungi masa lalu.

      
       Novel Negeri 5 Menara, kenapa tidak dari dulu saja gue membacanya ya... tapi ya sudahlah, kembali dengan motto awal, Bukankah lebih baik telat daripada telat banget. Sangat menarik di awal novel ini, seorang pemuda bernama Alif Fikri asal kampung liliput di pinggiran Danau Maninjau Bayur Sumatra Barat yang ingin melanjutkan sekolahnya di SMA, tetapi orang tuanya menginginkan anaknya menjadi seorang pemimpin agama di kemudian hari. Karena keinginan kuat sang amak mau tidak mau Alif mengubur niatnya yang sudah menjadi cita-cita serta keinginanya untuk melanjutkan kesekolah SMA dan kuliah di ITB yang sudah di idam-idamkannya bersama sahabatnya Randai. Dengan niat setengah hati Alif akhirnya memutuskan untuk mengikuti keinginan amaknya tapi pilihannya adalah untuk tidak masuk Madrasah di Sumatra Barat melainkan Alif memilih mondok di Pondok Madani yang terletak di Jawa Timur.

      Mungkin segitu saja dulu terkait bagian awal Novel Negeri 5 Menara ini, sepertinya dapat mewakili kisah gue juga kali ya...yang mengikuti kemauan orang tua untuk memilih jurusan kependikan di salah satu kampus yang ada di Mataram, sebenarnya keinginan gue bukan itu, yang menjadi keinginan gue adalah ingin kuliah di kampus kesehatan yang berada di Yogyakarta atau  kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia yang berada di Bandung. Tapi apa mau dikata, Ikan besar menuntun ikan kecil ke tempat yang diinginkan. gue pun mengikuti apa mau orang tua, walaupun dengan setengah hati. Di awal kuliah mungkin sedikit tidak nyaman dengan keadaan ini, sehingga gue terus saja meminta untuk tidak ingin melanjutkan kuliah ini, dan apa yang dikatakan orang tua gue , jika kau tidak betah cobalah dulu nikmati satu atau dua semester ini barulah Tahun depan mendaftar lagi di kampus yang kau inginkan. Ini mungkin efek dari pola pikir gue yang tidak baik yang memandang kuliah di Prodi itu kurang bergengsi, hanya nanti mengajar anak-anak di sekolah-sekolah.

       Seiring berjalannya waktu, bertemu dengan teman baru, suasana baru, keinginan untuk kuliah jurusan ilmu kesehatan malah gue cancel sendiri, karena sayang banget, dua semester sudah terlewatkan kemudian harus mengikuti tes masuk perguruan tinggi lagi, lagian gue juga memperoleh beasiswa di kampus. Nah mulai saat itu, gue mulai perbaiki (baca: pensucian) niat yang awalnya setengah hati. Ternyata pensucian niat bisa terjadi ketika bertambahnya ilmu dan mulai saat itu tidak lagi meremehkan sesuatu, apapun itu. Setelah lulus dari sana,  gue juga akhirnya melanjutkan studi di Universitas Pendidikan Indonesia itu pada jenjang berikutnya. asyik bukan.!!

Teringat dengan kata Amak(Ayah) ketika berdialog dengan Alif di film Novel Negeri 5 menara yang gue tonton juga
Hidup itu, saat kita benar-benar menjalaninya, baru kita tahu, 
mana yang paling baik untuk hidup kita.

Tidak ada komentar: