Pages

Jumat, 23 Agustus 2013

Minder....? Itukan dulu...


     Awal yang mendasari kenapa saya menulis tentang minder ini adalah ketika seorang mahasiswa Universitas Mataram membaca sebuah tulisan saya di blog, saat itu mahasiswa berada di semester dua bertanya, bagaimana agar kita berani dan tidak minder.? Saya berusaha berusaha menjawab pertanyaan mahasiswa tersebut berdasarkan pengalaman pribadi. Dulu sewaktu kuliah di Mataram, saya juga merasakan hal yang sama bahkan lebih dari itu, ketika ada diskusi kelompok atau presentasi, saya sangat gugup, sampai-sampai suara saya tidak keluar, dan itu berpengaruh juga terhadap mindset dosen terhadap diri saya. jika ada temen sekelas saya yang membaca ini, mereka akan tahu bagaimana saya dulu ketika presentasi atau pada saat kegiatan diskusi. hanya bisa diam, tanpa berkomentar banyak. 

Saya berusaha mencari tahu apa penyebabnya, dan  saya temukan jawabannya, ternyata Saya terpenjara oleh pikiran saya sendiri”. jadi, yang menjadi Penyebab minder atau gugup itu karena terlalu banyak ketakutan yang ada di kepala kita, kita berpikir jika ngomong ini salah, ngomong itu salah, belum lagi ditertawakan... hadeeew... padahal semakin kita seperti itu, justru keadaan seperti itu benar-benar akan terjadi. Cara mengoptimalkannya, sering-sering berlatih berbicara di forum, agar kita terbiasa, bukankah orang bisa itu karena terbiasa, itu benar adanya kok, semuanya butuh proses, sama seperti kita bersepeda. Tidak ada satu orang pun yang langsung bisa, pasti perlu berlatih terlebih dahulu. Dan tidak jarang kita temukan orang melakukan berbagai atraksi bersepeda yg membuat kita tercengang, itu karena mereka sering berlatih. Iya kaan..?, kemudian kuasai materi yang dibahas itu, jangan hanya belajar dari satu sumber saja, gali sebanyak mungkin informasi tentang materi yang akan dibahas, sehingga kita lebih siap jika dihajar dengan pertanyaan-pertanyaan yg muncul dan tanamkan dalam hati bahwa "saya pasti bisa".

Konsep inilah saya pakai saat semester-semester akhir kuliah, dan lumayan efektif. dari Presentasi Media Pembelajaran Matematika, Micro Teaching, bahkan ujian skripsi, yang katanya menjadi momok yang menakutkan. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar. 

Buat yang membaca tulisan ini, dengan terpaksa saya harus mengatakan ini :

“ Saya tidak akan percaya anda bisa mengendarai sepeda,  jika anda sendiri tidak pernah melatihnya terlebih dahulu”. TITIK...!!!


Rabu, 21 Agustus 2013

Mawar Untuk Bidadari Syurga




     Senja itu, sedikit iseng, mengisi waktu liburan, mumpung kegiatan kuliah belum dimulai. Facebookkan terus di penginapan, mumpung wifinya gratis, gak pake loading lama, di tambah lagi wifinya 24/7, kenapa tidak dipakai saja. Iya kaan...???

 Jreng..jreng... males liat baca status facebook yang gak jelas, tidak mendidik, hanya keluh kesah, dan wujud kekecewaan kepada pacar bagi yang punya pacar, yang baru jadian paling nulis status lagi kasmaran. Aaah, tidak menarik....   mending nyari teman dulu deh,.. Ketemu deh teman satu pulau, satu kabupaten pula,. Pas liat-liat kronologinya, owh, ternyata dia kuliah di Surabaya.

Pas Liat foto yang ada di albumnya, ada dua hal membuat mata  tertuju. Pertama disana foto cowok jarang sekali aku temukan. Eits,, bukan berarti aku mencari tahu pemilik facebook itu punya pacar atau tidak.. sekali lagi bukan. Kalaupun udah punya pacar, terus misalnya aku mau, itu sih gampang. Aah...Tinggal menunggu putusnya saja. Itulah aku, selalu menganggap semua hal itu mudah, “Sekuat apa mereka setia, kalaupun tidak berjodoh, toh nanti hanya akan menjadi kumpulan cerita cinta saja” ... iya kaan...? lagian, Allah itu maha membolak-balikkan hati manusia, keadaan dapat terjadi dalam waktu singkat. Kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi nanti. Hehe,,. Bukan aku cemburu ya, jadian aja tidak, apalagi harus cemburu.... kalau dikatakan cantik, mmmm, Relatif, tapi dia anggun kok, tapi aku lebih suka orang baik, kenapa ......?    “ orang cantik itu belum tentu baik, tapi orang baik akan kelihatan cantik”. Semoga saja ada dua hal itu ada padanya, agar aku bisa mengatakan “ Aku temukan keindahan Tuhan dalam dirinya hihi,, hanya itu kata-kata yang berlompatan dalam pikiran ku... tapi maaf yah, mungkin ada yang merasa. Tapi kuharap kau baik-baik saja dengan pasanganmu...

Kedua, dan ini nih yang sebenarnya ingin menjadi topik yang seharusnya mau aku bahas. dalam albumnya banyak sekali gambar mawar. Ada mawar, ada wanita anggun,. ahhaa,,. Perpaduan yang sempurna. Bukan merayu, aku tidak ahli akan hal itu, lagian kalau merayu, bakalan berabe urusannya, karena aku sering mengatakan tidak seperti orang kebanyakkan, misalnya kalau aku kangen, aku cukup mengatakan “ Aku ingin menulis I miss you di batu bata, terus ku lempar di muka kamu, agar kau tau betapa sakitnya meridukannmu”...

Haaah,,,.kepanjangan basa basinya,,,. Lanjut lagi.

Karena aku gagal mewawancarai pemilik facebook  tentang bunga mawar, yang katanya mampu nenangin hati karena keindahannya, aku terpaksa harus merenung dalam diam,. Kenapa  dan kenapa.? Apa sih keistimewaan dari mawar itu..? aku mencari alasan, berusaha mengumpulkan sejumlah kata yang berceceran dikepala, aku kumpulkan satu persatu, daaaaan, paaaraaam, aku temukan jawabannya,.

“Ternyata keistimewaan mawar adalah pada durinya”.

Namun terkadang orang menganggap duri pada mawar menganggu, merusak bahkan mengurangi keindahan kelopak mawar. Padahal justru dengan duri itulah setangkai mawar jadi istimewa, terjaga, terlindungi, tak dipetik sembarang orang. dan akupun menganalogikan Seorang wanita sempurna adalah setangkai mawar. sedangkan duri pada mawar adalah aturan yang melekat dari Allah bagi seorang wanita.  Ahhaa, terpecahkan sudah, menurut versi ku.

begitu istimewanya mawar ya...!!! belum lagi makna dari setiap warnanya. Sedikit berambisi, nanti pada masanya:


“Aku akan berikan 108 tangkai mawar untuk salah satu bidadari syurga”.

Selasa, 20 Agustus 2013

Ending yang tidak terduga

Setidaknya seharian itu, saya ingin menulis apa saja, walau tidak terlalu penting isinya, menulis, mengingat dan bercerita masa-masa kuliah di Universitas Mataram, masa-masa Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) , masa-masa di sekolah itu.

 Tahun 2011 lalu, saya dan beberapa teman sekelas ditugaskan untuk mengajar di salah satu sekolah di Kab.Lobar. Banyak sekali pengalaman yang  dialami di sekolah itu, dari kepala sekolahnya yang selalu minta dianterin; dianterin ke kantor camat, ke rumahnya, ke pasar, bawain barang belanjaannya, anterin pulang, menyelesaikan berbagai administrasi sekolah, mengajari guru tentang Program Microsoft Office, menghadapi  kelakuan anak SD yang aneh-aneh lah. Belum lagi anak TK yang tiap kali melihat saya selalu menangis merasa ketakutan, segitu seremkah saya sampai melihat saja tidak berani. Padahal saya senang sekali bermain-main dengan anak kecil, lagi lucu-lucunya tuh, melihat senyum polos mereka dan tentu dengan gigi ompongnya, Seakan menambah kedamaian di hati. Huuft, itulah beling-beling keluh kesah selama ada disana.

Tapi, ada satu moment  yang paling saya senangi saat PPL, yaitu ketika kami mengajar di kelas dua, kenapa,,,? karena anaknya pintar-pintar. “Pintar bermain dengan kata”.  

Saat itu, temen saya sebut saja Ibu Pendongeng kata, ibu itu ingin mempraktekkan Pembelajaran PAIKEM seperti yang diajarkan di dunia kampus. Ternyata model pembelajaran yang diterapkan itu efektif juga sih.

Anak-anak dengan asyiknya mengarang sesuai dengan Maping yang di tempel oleh gurunya di papan tulis, serasa pensil mereka menari-nari di atas kertas, sangat menikmati pembelajaran yang jarang mereka lakukan, dan hasil karangan mereka pun cukup bagus kok. Ada-ada saja yang ditulis, saat itu mereka mengarang tentang Pangeran berkuda dan Tuan Putri. Sungguh di luar dugaan, anak-anak itu  tidak menjiplak ataupun mengikuti kumpulan dongeng seribu satu malam. Benar-benar kreatif, kira-kira begini pecahan-pecahan kalimat yang ditulis di akhir cerita mereka;

“Akhirnya, Sang Pangeran berkuda menikah  dengan nenek sihir dan merekapun hidup bahagia, selamanya. Selesai”. Wah, putrinya yang hilang bukan nenek sihirnya. sungguh ending yang tidak terduga.

Tapi tidak apa-apa, mereka cukup pintar kok dalam mengarang, buktinya saja berhasil menyelesaikannya. saya keberatan kalau ada yang mengatakan, Ah itu sih biasa saja, Untuk ukuran anak SD kelas II, itu sudah luar biasa, kenapa...?
Karena pada masa itu dengan pengetahuan baru yang dimiliki, belum genap 2 tahun menginjakkan kakinya di dunia sekolah, sudah mampu membuat karangan, padahal pada masa itu kita mungkin belum bisa seperti mereka. Iya kaan....!!!

saya ingin merayu sang Pencipta, memuji, mengangung agungkan naman-Nya dan memohon pada-Nya, bukan untuk ku, tapi untuk mereka:

“ Ya Allah tiada tempat kami meminta dan memohon Pertolongan Selain kepada-MU, Jadikanlah diantara  mereka  menjadi Penulis yang hebat kelak . Aamiin. 

Senin, 19 Agustus 2013

Rumah Model Kereta Api

Rumah model kereta Api, ya Rumah model kereta api. Itulah rumah tinggal ku dulu, setelah ada di bandung, dan berteman baik dengan kereta api, saya sadar ternyata rumah yang ditinggali dulu adalah rumah model kereta api, karena hampir sama, iya hampir sama. Sama-sama panjangnya bukan. Tidak ideal antara panjang dan lebarnya seperti rumah kebanyakkan, namun dirumah itulah tempat ku habiskan masa kecil ku bersama keluarga yang paling berjasa dalam sejarah hidupku. Bangunan dengan papan kayu bekas dan beralaskan semen biasa, bahasa kasarnya “KIOS”, tapi bagiku rasanya tidak enak didengar dan dibaca, makanya saya mengganti namanya dengan Rumah Model Kereta Api. Dalam rumah itu tidak ada apa-apa hanya tempat tidur dan lemari pakaian saja dan kursi kayu saja, tidak ada Televisi, Ricecooker, Kipas Angin, dan lain sebagainya. Saat hujan, air akan masuk menggenangi kolong tempat tidur dan sedikit percikkan air dari atap yang di kirimkan oleh Sang Pencipta agar saya selalu mengingat-Nya dan memohon doa semoga hujan segera reda. Itulah salah satu cara Allah mengajari kami agar kami sekeluarga senantiasa mengingat-Nya. Ini cerita bukan didramatisir agar mendapat belaskasihan orang lain. Tapi ini benar adanya. Saya tidak pernah diajarkan oleh orang tua untuk dikasihani oleh orang lain. Tidak pernah. Apalagi harus putus asa di tengah sempitnya ekonomi keluarga ditambah lagi dengan berbagai masalah yang muncul silih berganti,  namun tekad untuk terus majulah yang terus menggebu-gebu.

Statement yang  saya keluarkan semenjak tinggal di rumah itu dan selalu diingat sampai hari hari ini adalah :

“ Keterpurukan memotivasi saya untuk terus mengejar kesuksesan”


Namun rumah itu sekarang tinggal kenangan, Allah cukup tahu kapan harus merubah keadaan seperti itu dan menggantinya dengan yang baru. Allah sangat bijak kok.

Tinggal disana cukup mendewasakan... cukup mengajariku banyak hal. hmmm.... say good bye Rumah Model Kereta Api.

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini, Syukuri apa yang ada, jangan terlalu menuntut apalagi tidak menerima keadaan kalian saat ini, mungkin kalian lebih beruntung dari cerita ini. Mungkin saat ini kalian dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadai. Kami memulainya dari Nol. Ya. Dari NOL !!!.

Pesan buat para pejuang kecil dan jagoan kecilku (my brother)

Tetaplah semangat meraih apa yang menjadi harapan dan impian kalian. “Jangan takut dalam hadapi masalah, cobalah mengakrabi masalah tersebut, dan cobalah berteman dengan masalah, karena esensi seorang teman akan membawa kita ke arah yang lebih baik pula, begitupula masalah, bila kita jadikan teman, yakinlah bahwa ia akan membawa kita ke kondisi yang lebih baik”. 

Pagi Bercerita



Tepatnya hari sabtu, 17 Agustus 2013... di Televisi, Radio, facebook dan sosial media lainya bahkan di Search Engine Google pun semuanya bertemakan Kemerdekaan, semua yang dibicarakan tentang Kemerdekaan. Tentang semangat Kemerdekaan, tentang Pejuang bangsa kita.

Di sini, di Bandung, saya hanya duduk menikmati hangatnya matahari pagi, tidak seperti dulu masa-masa kuliah di Universitas Mataram, harus mengikuti Upacara bendera di depan Rektorat. Namun yang menjadi masalahnya waktu di Mataram tidak pernah memaknai hari kemerdekaan itu sendiri, yang ada hanya mengisi daftar hadir agar tidak di coret di daftar penerima beasiswa... tapi sekarang sedikit berbeda,.

Semua mengenang tentang para pejuang, saya pun begitu, mengenang pejuang yang telah wafat meninggalkan kita semua. Sempat berpikir zaman sudah merdeka, tentu tidak ada lagi pejuang-pejuang kemerdekaan. Terlintas dalam pikiran, entah itu bisikan dari mana... aku tak tahu... saya juga ternyata adalah seorang Pejuang,. Pembaca akan sendikit tersenyum sinis dengan pernyataan itu... pejuang dari mana..? pejuang dari hongkong,.. eits sebentar dulu bray,. Saya tidak mengatakan bahwa diri saya seorang pejuang kemerdekaan... tapi pejuang saja kan..!

Pejuang, kenapa saya ada di bandung,  Rela harus jauh dari kampung halaman, rela jauh dari keluarga, rela jauh dari sahabat2, rela keluar dari zona nyaman,,. Itu karena perjuangan,. Perjuangan mengejar mimpi. Mimpi yang sempat tertunda.

Dulu sewaktu SMA, ingin sekali kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia, karena pada saat itu Kabupaten Dompu melakukan kerja sama dengan pihak Universitas Pendidikan Indonesia untuk membimbing calon guru profesional... katanya...!!!  

Namun, takdir berkata lain, pada saat tamat SMA Tahun 2007, saat itu hubungan kerja sama sudah berakhir. Begitu kecewanya saya. Kuliah di  bidang kesehatan gagal, gagal ikut SPMB, dan akhirnya harus ikut tes Mandiri di Universitas Mataram. Itupun karena terpaksa, Alhamdulillah setelah melewati tes Akademik dan wawancara, akhirnya bisa diterima juga.

Saya harus meyakini bahwa inilah yang terbaik buat saya, teman-temanku dengan gayanya memakai seragam Putih-putih, sementara diriku kuliah di PGSD, namun, saya harus membuktikan kepada dunia, bahwa kuliah di PGSD pun menjanjikan. Perjuangan pun dimulai.

Singkat cerita pagi Itu, tepatnya 27 Agustus 2011 gelar Sarjana Pendidikan pun menempel di belakang namaku, semua turut berbahagia, begitu juga dengan teman-teman sekelas, temen seperjuangan, semuanya mengupload foto-foto wisudanya,.hanya Wiwin (temen sekelas yang paling pintar menulis) dan sayalah yang belum pernah manguploadnya. Karena wisuda itu bukan akhir dari perjuangan, tapi awal dari perjuangan yang sesungguhnya. Setelah wisuda mau ngapain, mau kerja di SD mana, belum tentu lagi diterima.

Ingin segera melanjutkan ke Jenjang Magister, namun jagoan kecil (my brother) tahun itu juga mulai menginjakkan kakinya di dunia kampus. Saya pun mengurungkan niat untuk melanjutkan kuliah. Mengabdi deh setahun di SD, dengan gaji hanya Rp.450.000/triwulan. Lumayan ya, di bilang sedikit. Sedikit banget, tapi syukuri sajalah. Beberapa bulan kemudian dapat informasi dari si jagoan bahwa permohonan beasiswa bidik misi yang di ajukan lolos seleksi. Subhanallah, di tengah sempitnya masalah ekonomi, ada saja keajaiban demi keajaiban yang diperlihatkan Sang penguasa langit dan bumi. Dari rumah yang belum memiliki rekening listrik sendiri karena baru di bangun, berkat beasiswa sang Jagoan, bisa menambah biaya instalasi pemasangan listrik sendiri.  

Itu baru Satu,, Ingat ya. Baru satu.. dan masih banyak yang lain. Kalau diceritakan semua 3 hari mungkin belum selesai.

Setahun pun telah berlalu, mimpi dan cita-cita harus tetap di perjuangkan. Waktu itu, 30 Maret 2013 dengan diam-diam dan tanpa diketahui oleh siapapun saya harus membuat komitmen terhadap diri saya sendiri. Saya tulis apa mimpi yang belum terwujud, agar selalu bisa dilihat dan tidak bisa dilupakan. Langkah pertama yang saya lakukan adalah melihat koper yang ada di kamar bidadari syurgaku.. ya... bidadari syurga ku... dialah IBU ku...

Pakaian pun dikemas dan dimasukan ke dalam koper, tanpa ku berpikir ada atau tidak biaya untuk melanjutkan kuliah ke jenjang strata 2,. Di bilang egois, iya juga. Tapi dengan berada di rumah, tanpa bisa berbuat banyak untuk bidadari syurga ku kapan bisa membahagiakan dan membanggakan mereka. Kapan. Dengan memberikan sedikit pemahaman dan meracuni pikiran mereka tentang mimpi gila ini, mereka pun mengusahakan agar bisa berangkat dulu, bukan memikirkan SPPnya terlebih dahulu.

Setelah mendapat restu dari mereka, hal pertama yang dilakukan adalah konsultasi kepada guru matematika waktu ku SMA dan sekarang beliau sedang melanjutkan studinya di UPI. Keinginan awal ingin mendaftar di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), tapi beliau menganjurkan kenapa tidak  ikut dulu di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), bukankah di sana kampus pendidikan terbaik, saya menjawab, saya pikir saya tidak mampu lulus di sana, “saya tidak mau berharap banyak, karena semakin besar harapan akan sebanding dengan kekecewaan”,  guruku pun kembali mengeluarkan statementnya, sampai aku yakin, dan ujung-ujungnya ikut tes juga di UPI. Dan akhirnya bisa diterima juga. Namun itu bukan karena hebat ku, tapi karena do’a tulus dari orang-orang tersayang.  Terima kasih semuanya.

Perjuangan dimulai lagi, Mulai masuk dalam belenggu akademik,.

Mulai Lagi, Kuliah lagi, Tugas lagi, UTS lagi UAS lagi, Fokus dengan cita-cita dan Mimpi, masalah CINTA,. Nanti saja. Tunggu cinta yang halal saja.

Dan inilah nasehat untuk diri saya sendiri di moment Kemerdekaan RI ke 68.


“ Edison, jadilah kamu Pejuang di Zaman ini yang tidak kenal kata menyerah untuk sebuah cita-cita dalam hidup mu”.

Kamis, 15 Agustus 2013

Inilah Saatnya Memulai


Sepertinya saya harus mulai menulis agar apa yang saya pikirkan, inginkan tidak hanya berada di benak saja, dan tentang pengalaman pribadi, yang sewaktu waktu dapat terlupakan ....  Dulu waktu kuliah di Universitas Mataram Tahun 2007, banyak sekali buku pengembangan diri dan beberapa novel yang pernah saya baca...   di antaranya “Buku Berpikir dan Berjiwa Besar” , karya David J.Schswartz, “How to Have a Beautiful Mind” karya Edward de Bono, “Bagaimana Mencari Teman dan Mempengaruhi Orang Lain” karya Dale Carnagie", Novel "Laskar Pelangi", "Sang Pemimpi" karya Andrea Hirata, Film “ Ada Apa dengan Cinta” yang di bintangi Dian Sastro Wardoyo dan Nikola S, dan masih banyak lagi...  tapi sayangnya hanya sedikit yang masih tersimpan di memory tentang pesan moral dan hikmah yang bisa diambil dari sekian yang pernah saya baca dan Tonton...

Tapi sekarang saya akan memulainya,,. “Bukankah lebih baik telat daripada telat Banget”
Aha... saya bisa memulainya dari NOL , bahkan dari MINUS sekalipun... sekarang mulai dari Mimpi dan Cita-cita... ada kalimat yang memotivasi saya di Novel “Sang Pemimpi” di novel itu dikatakan bahwa “Semua mimpi kita akan menjadi kenyataan, jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya”. Dan saya pun berpikir dan berusaha membenarkan bahwa apa yang dikatakan oleh Andrea Hirata dalam bukunya itu benar... benar juga, terlintas dalam pikiran tentang sebuah lagu Dangdut yang dinyanyikan oleh Hamdan ATT, judulnya “Orang Termiskin di Dunia”. Ternyata orang termiskin di Dunia itu bukan seperti syair yang dinyanyikan oleh Hamdan ATT.. tapi orang Termiskin adalah orang yang tidak punya MIMPI... yang harus saya ingatkan pada diri saya dan pada para sahabatku adalah “ Jangan Takut bermimpi, jangan sampai bermimpi saja tidak sanggup, apalagi MEWUJUDKANnya “. Tak peduli kamu siapa, anak siapa, dari mana, bla... bla.. bla....

Kembali lagi ke Topik ya...

Ada wiseword yang mengatakan “Rencakan Kerjamu dan Kerjakan Rencanamu” adalah benar adanya. Suatu rencana ataupun planning yang sudah dibuat akan menuntut diri kita untuk melakukannya. Apa dan bagaimana caranya, itu pasti akan muncul sendiri ketika otak yang sudah terbiasa merencakan sesuatu maka ia akan menstimulus tubuh untuk melakukan hal-hal apa saja untuk mencapainya.

Dan sekarang Mulailah menulis apa-apa yang menjadi mimpi. Sebelumnya, buatlah dulu daftar segala kelebihan anda lalu tuliskan apa yang dapat anda lakukan untuk mengoptimalkan potensi diri anda. Kemudian imbangi juga dengan daftar kekurangan anda lalu lengkapi dengan bagaimana cara meminimalkan kekurangan itu. Setelah itu barulah tulis daftar segala rencana, mimpi-mimpi, dan harapan yang akan anda capai, baik dalam waktu jangka pendek maupun jangka panjang. Jika sudah ada yang terchecklist maka coretlah sehingga anda akan mengetahui banyaknya rencana, mimpi-mimpi, ataupun harapan yang telah anda capai. Jangan ragu menuliskan mimpi yang paling tinggi, misalnya Ingin ke Bulan dengan Pasangan Hidup anda. Jangan pernah takut untuk mengungkapkannya...

Dulu Wilbur Wright dan Orville Wright bersaudara mengamati bagaimana burung memainkan sayapnya untuk menjaga keseimbangan di udara. Dan mereka bermimpi suatu saat mereka dapat terbang, tetapi yang menjadi masalah adalah justru Masyarakat sekelilingnya mereka mentertawakan apa yang menjadi mimpinya... "Itu tidak mungkin terjadi". namun, seiring berjalannya waktu, apa yang menjadi Impian dari Wright bersaudara tersebut, akhirnya mereka memiliki ide untuk menciptakan sesuatu menyerupai burung yang menggunakan sayap agar bisa diterbangkan di udara.

Percobaan demi percobaan pun dilakukan dan kemudian pada tahun 1903 percoban mereka mendekati sempurna. Akhirnya pada tahun 1908 Wright bersaudara mampu membuktikan ke masyarakat umum bahwa mereka mampu menerbangkan pesawat buatan mereka. Wilbur Wright menerbangkan pesawatnya ke Perancis, dan membuat demonstrasi akrobatik di udara. Dia juga membuat perusahaan untuk memasarkan hasil ciptaannya. Sungguh luar biasa bukan... 

 So, tidak ada salahnya dong kalau mulai sekarang kita beranikan diri untuk bermimpi, selama mimpi itu gratis dan yang lebih penting lagi biar kita tidak menjadi orang termiskin di dunia, sehingga ketika Hamdan ATT menyanyikan lagu "Orang Termiskin di Dunia", kita tidak lagi merasa tersindir, walaupun hidup kita di gubuk derita, dan makan sepiring berdua. Selagi masih mempunyai asa dan harapan maka kita termasuk orang yang kaya, kalaupun tidak kaya harta ya...minimal kita kaya hati.. iya kaan... !