Pages

Senin, 19 Agustus 2013

Rumah Model Kereta Api

Rumah model kereta Api, ya Rumah model kereta api. Itulah rumah tinggal ku dulu, setelah ada di bandung, dan berteman baik dengan kereta api, saya sadar ternyata rumah yang ditinggali dulu adalah rumah model kereta api, karena hampir sama, iya hampir sama. Sama-sama panjangnya bukan. Tidak ideal antara panjang dan lebarnya seperti rumah kebanyakkan, namun dirumah itulah tempat ku habiskan masa kecil ku bersama keluarga yang paling berjasa dalam sejarah hidupku. Bangunan dengan papan kayu bekas dan beralaskan semen biasa, bahasa kasarnya “KIOS”, tapi bagiku rasanya tidak enak didengar dan dibaca, makanya saya mengganti namanya dengan Rumah Model Kereta Api. Dalam rumah itu tidak ada apa-apa hanya tempat tidur dan lemari pakaian saja dan kursi kayu saja, tidak ada Televisi, Ricecooker, Kipas Angin, dan lain sebagainya. Saat hujan, air akan masuk menggenangi kolong tempat tidur dan sedikit percikkan air dari atap yang di kirimkan oleh Sang Pencipta agar saya selalu mengingat-Nya dan memohon doa semoga hujan segera reda. Itulah salah satu cara Allah mengajari kami agar kami sekeluarga senantiasa mengingat-Nya. Ini cerita bukan didramatisir agar mendapat belaskasihan orang lain. Tapi ini benar adanya. Saya tidak pernah diajarkan oleh orang tua untuk dikasihani oleh orang lain. Tidak pernah. Apalagi harus putus asa di tengah sempitnya ekonomi keluarga ditambah lagi dengan berbagai masalah yang muncul silih berganti,  namun tekad untuk terus majulah yang terus menggebu-gebu.

Statement yang  saya keluarkan semenjak tinggal di rumah itu dan selalu diingat sampai hari hari ini adalah :

“ Keterpurukan memotivasi saya untuk terus mengejar kesuksesan”


Namun rumah itu sekarang tinggal kenangan, Allah cukup tahu kapan harus merubah keadaan seperti itu dan menggantinya dengan yang baru. Allah sangat bijak kok.

Tinggal disana cukup mendewasakan... cukup mengajariku banyak hal. hmmm.... say good bye Rumah Model Kereta Api.

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini, Syukuri apa yang ada, jangan terlalu menuntut apalagi tidak menerima keadaan kalian saat ini, mungkin kalian lebih beruntung dari cerita ini. Mungkin saat ini kalian dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadai. Kami memulainya dari Nol. Ya. Dari NOL !!!.

Pesan buat para pejuang kecil dan jagoan kecilku (my brother)

Tetaplah semangat meraih apa yang menjadi harapan dan impian kalian. “Jangan takut dalam hadapi masalah, cobalah mengakrabi masalah tersebut, dan cobalah berteman dengan masalah, karena esensi seorang teman akan membawa kita ke arah yang lebih baik pula, begitupula masalah, bila kita jadikan teman, yakinlah bahwa ia akan membawa kita ke kondisi yang lebih baik”. 

1 komentar:

Parlina Wi mengatakan...

sekarang rumah dikau model apa Ed? saya sebelum akhirnya di rumah yang sekarang dulunya sempat hidup pindah-pindah... tapi justru jadi punya banyak bahan renungan... semoga dikau tetap diberikan kemampuan untuk mengkaji hidup Ed dan menyebarkan lewat blog ini :)
Nice post bro... Good luck!