Ternyata di sekitar kita ada
orang tua yang sudah melakukan sesuatu yang menjadi pesan moral dari sebuah
cerita tentang katak kecil yang pernah di ceritakan oleh "pendongengkata" dulu
kepada para siswanya, karena saya yakin setiap apa yang disampaikan olehnya
pasti menarik untuk disimak dan saya pun ikut mendengar celotehnya.
Dalam
cerita tentang katak kecil yang mengikuti lomba lari untuk dapat sampai ke
puncak, ketika penonton mengatakan " Tidak mungkin katak itu akan sampai
ke puncak tertinggi " Katak-katak kecil pun mulai berjatuhan satu persatu,
namun, tapi ada satu yang melanjutkan hingga berhasil mencapai puncak,
katak kecil ingin tahu bagaimana melakukannya. Ternyata Katak yang
menjadi pemenangnya itu Tuli !!! dan salah satu nasehat dari cerita itu adalah
berlakulah Tuli jika orang mengatakan kepadamu bahwa kamu tidak mungkin
menggapai cita-cita mu.
Dalam
kehidupan nyata pun hal seperti itu sudah sering terjadi, bahkan orang-orang
terdekatpun pernah mengatakan hal itu kepada orang tua itu, ini cerita tentang
putra anak itu, dari SMA sebelum kuliah saja ada yang mengatakan " tidak
mungkin lah Si X mampu melanjutkan ke bangku kuliah", ketika sudah mulai
kuliah dan mencoba meminjamkan uang, ada kalimat yang menciptakan kekuatan
dalam diri, "kalau tidak mampu membiayai, suruh pulang saja", setelah
wisuda kemudian melanjutkan ke jenjang selanjutnya, kalimat baru pun mulai
terangkai dengan indah, " Pak ini berani sekali mengikuti kemauan anak
untuk kuliah, sementara Pak itu orang tidak punya, motor saja tidak
punya". Sang Bapak tidak bisa menjawab pertanyaan itu. jika mencontekpun
dalam buku apa saja, jawabannya tidak ditemukan.. kenapa,,.? karena itu benar
adanya. Karena terlalu sering mendengar hal-hal seperti itu, jadi terasa biasa
saja, seperti syair tanpa arti, tanpa makna.
saya
pun merenung mencoba memahami kisah ini,. dan mencoba masuk dan berperan
sebagai anak sang Bapak, "ternyata Ayah ku seorang pahlawan sejati,
pahlawan yang berjuang demi anak-anaknya, dan tidak pernah perduli apa yang
dikatakan orang yang sering menjatuhkan. saya pun harus berlaku demikian.
Tapi
ada satu yang lebih berbahaya yang harus di lawan selain tidak mendengarkan
orang yang menjatuhkan, yaitu melawan diri kita dan melawan pikiran kita
sendiri. Ketika kita berpikir negatif, kita akan mengarah ke sesuatu yang
negatif dan justru merugikan diri kita sendiri. ketika pikiran kita mengatakan:
"
saya tidak mungkin bisa melakukan hal itu..!"
"
bagaimana kalau saya gagal ? ".
"bagaimana
kalau nanti orang tua tidak mampu membayar biaya kuliah..?"
"
Bagaimana kalau saya ditolak(*ini buat yg mau nembak Cewek). !!!
pertanyaan
yang justru membebani pikiran kita sendiri... kenapa kita tidak rubah saja pola
nya, kita arahkan ke hal-hal yang membuat kita untung dan nyaman.
"Bagaimana
seandainya kalau saya bisa melakukan itu...!
"
Bagaimana seandainya kalau saya berhasil....!
"
Bagaimana seandainya orang tua dapat Rizki nomplok..! (*Allah itu kan
memberikan rizki itu dari jalan yang tidak disangka-sangka. (Qs. At-Talaq
2-3)).
"
Bagaimana seandainya kalau saya diterima..!
Pasti rasanya akan beda. ..Iya kan..? itu saja...
Semoga
sang Ayah dalam kisah ini diberikan Kesehatan, kesempatan, keselamatan dan
kesejahteraan.... Aamiin.
Semoga
yang membacapun meng Aamiinkannya.... Mohon Doanya ya...